60 research outputs found

    SK PENILAI SAPS

    Get PDF

    PELATIHAN MANAJEMEN EMOSI SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN PERILAKU KEKERASAN PADA ANAK USIA SEKOLAH

    Get PDF
    Abstrak: Kekerasan sering terjadi pada anak dan banyak diantaranya dilakukan oleh teman sebayanya sendiri. Alasan yang sering diungkapkan anak adalah karena emosi dengan ejekan teman-temannya. Ketidakmampuan anak mengontrol emosi dapat menimbulkan dampak lanjut terhadap psikologis pada tahap perkembangan anak berikutnya. Sehingga, perlu suatu upaya pendidikan kesehatan agar anak mampu mengendalikan emosi ketika menghadapi situasi yang memicu kemarahan. Tujuan kegiatan ini adalah memberikan pendidikan kesehatan kepada anak tentang cara mengelola emosi ketika menghadapi situasi yang memicu emosi anak. Sasaran kegiatan adalah siswa sekolah dasar di kelurahan Pasia Nan Tigo. Metode Pelaksanaan kegiatan yaitu ceramah, diskusi, simulasi, praktek pendampingan dan praktek mandiri. Rangkaian kegiatan diawali dengan registrasi peserta, pengukuran tinggi badan, berat badan dan lingkar lengan serta lingkar perut. Kemudian dilanjutkan dengan skrining perilaku kekerasan dengan pengisian kuesioner pengetahuan dan sikap tentang kekerasan. Setelah mendapatkan gambaran masalah kekerasan anak, dilanjutkan dengan memberikan edukasi pengendalian emosi melalui pendekatan komunikasi asertif dan simulasi. Hasil kegiatan menunjukan sebagian besar anak sudah memiliki kemampuan yang sangat baik dalam mengendalikan emosinya, walaupun masih ditemukan 10 anak yang masih kurang dalam komunikasi menayampaikan harapannya. Abstract: Violence often occurs in children, and many of them are committed by their peers. The reason that is often expressed by children is because of emotions with ridicule from their friends. Children's inability to control emotions can further impact psychological problems at a later stage of child development. So, need a health education effort so that children can control their emotions when facing situations that trigger anger. This activity aims to provide health education to children on managing emotions when faced with situations that trigger emotions. The training subjects is elementary school students in the Pasia Nan Tigo village. Methods of implementing activities are lectures, discussions, simulations, mentoring practices, and independent practice. The activities began with participant registration, measurement of height, weight, and circumference of the arms and abdomen. Then proceed with screening violent behavior by filling out a questionnaire about knowledge and attitudes about violence. After getting an overview of child abuse, it continued by providing emotional control education through assertive communication approaches and simulations. The results showed that most of the children already had excellent abilities in controlling their emotions, although there were still ten children who were still lacking in communicating their hopes

    proposal pdd

    Get PDF

    KONTRAK PERJANJIAN PENGABMAS IBDM 2017

    Get PDF

    PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG TUMBUH KEMBANG PADA ANAK USIA SEKOLAH

    Get PDF
    Abstrak: Usia sekolah merupakan periode perkembangan penting bagi individu. Di Usia ini, seorang anak akan menghadapi tantangan baru dalam berbagai aspek kehidupannya. Anak usia sekolah harus dibekali dengan pengetahuan tentang tumbuh kembang agar memiliki kesiapan optimal dalam menghadapi tugas tumbuh kembang. Tujuan kegiatan ini adalah memberikan pendidikan kesehatan tentang tumbuh kembang anak usia sekolah kepada siswa SDN X Tambang. Metode kegiatan ini menggunakan pendekatan ceramah, kuiz, dan diskusi. Mitra kegiatan ini adalah Sekolah Dasar Negeri X Tambang, Pesisir Selatan. Kegiatan ini diikuti oleh 61 siswa dari kelas 3 hingga kelas 6 yang didampingi oleh guru kelas masing-masing. Pengetahuan peserta tentang tumbuh kembang usia sekolah sebelum dan sesudah pemberian pendidikan kesehatan diukur menggunakan kuesioner. Data pengetahuan diolah secara komputerisasi untuk mengetahui perubahan pengetahuan peserta sebelum dan sesudah pemberian pendidikan kesehatan. Berdasarkan hasil analisis data, diketahui bahwa skor rerata pengetahuan peserta sebelum diberikan pendidikan kesehatan sebesar 3,87 dan setelah diberikan pendidikan kesehatan sebesar 4,51. Ada perbedaan signifikan antara pengetahuan peserta sebelum dengan sesudah diberikan pendidikan kesehatan (p = 0,001; nilai selisih mean = -0,64). Hasil kegiatan ini menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan anak usia sekolah tentang tumbuh kembang di usia mereka.Abstract: School-age is an important developmental period for individuals. At this age, a child will face new challenges in various aspects of his life. School-age children must be equipped with knowledge about growth and development to have optimal readiness in dealing with developmental tasks. This activity aimed to provide health education to school-age children to increase participants' knowledge about growth and development functions at their age. This activity method uses a lecture, quiz, and discussion approach. The partner for this activity is SDN X Tambang, Pesisir Selatan. This activity was attended by 61 students from grades 3 to 6 accompanied by their respective class teachers. Participants' knowledge about school-age growth and development before and after providing health education was measured using a questionnaire. Knowledge data is processed computerized to determine participant knowledge changes before and after providing health education. Based on the results of the data analysis, it is known that the average knowledge score of participants before being given health education was 3.87, and after being given health education was 4.51. There was a significant difference between participants' knowledge before and after being given health education (p = 0.001; mean difference = -0.64). The results of this activity show that health education can increase school-age children's knowledge about growth and development at their age.

    Hubungan Keputusasaan dengan Depresi pada Pasien Diabetes Melitus di Padang

    Get PDF
    Diabetes melitus merupakan penyakit kronik yang dapat menimbulkan depresi pada penderitanya. Depresi sering dikaitkan dengan perasaan keputusasaan. Tujuan penelitian ini mengetahui hubungan antara keputusaan dengan depresi pada pasien diabetes melitus. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross-sectional study. Sebanyak 122 orang pasien diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Pauh dan Puskesmas Andalas Padang ditetapkan sebagai sampel penelitian dengan kriteria inklusi tidak memiliki riwayat gangguan mood atau gangguan jiwa, berusia dalam rentang 25 sampai 65 tahun serta bersedia menandatangani format informed consent. Pengumpulan data dilakukan pada bulan September sampai Oktober tahun 2016 dengan menggunakan kuesioner SDS (Self-rating Depression Scale) dan kuesioner BHS (Beck Hopelessness Scale). Data dianalisis menggunakan Uji Chi-Square. Ada hubungan yang signifikan antara keputusasaan dengan depresi pada pasien diabetes melitus (Pv = 0.001). Pasien diabetes melitus yang mengalami keputusasaan memilki resiko 7.03 kali terjadi depresi dibanding pasien yang tidak mengalami keputusasaan. Keputusasaan pada pasien diabetes melitus terjadi karena pikiran negatif terhadap kondisi penyakit pada masa yang akan datang, kurangnya motivasi dalam pengontrolan gula darah serta harapan yang negatif terhadap kondisi penyakit. Perasaan-perasaan ini membuat pasien menjadi depresi. Berdasarkan hal ini, maka perlu diberikan edukasi mengenai diabetes melitus dan perawatannya agar keputusasaan dapat di antisipasi. Keywords: Diabetes melitus, keputusasaan, depresi, dewasa, lansi

    REBT dan AT dapat Meredam Kenakalan Remaja

    Get PDF

    SERTIFIKAT APPNC

    Get PDF

    SK mengajar ganjil 2017/2018

    Get PDF
    • …
    corecore